"aku mencintaimu karena seisi jagat raya ini bekerja sama membantuku menemukanmu"
-The Alchemist
mungkin, suatu kebetulan aku bertemu denganmu. atau konspirasi semesta yang akhirnya mempertemukan kita? meski tanpa ada yang bergetar dalam dada saat pandangan mata tertuju padamu untuk pertama kalinya.
memang tidak ada yang istimewa dari pertemuan pertama kita. bahkan aku lupa ketika dulu kamu pernah menyapa dan basa-basi bertanya. tidak pernah ada yang istimewa dari cerita kita. tapi kau tau? tanpa aba-aba, rasa biasa itu menjelma jadi sesuatu yang berwarna. merah muda mungkin kita biasa menyebutnya. entah mengapa bisa. tapi bukankah memang tidak pernah ada seorangpun yang bisa melogikakan cinta? bahkan dari sekian juta tulisan kahlil gibran, semua tentang cinta adalah abstrak dan irasional. jadi apa kau bisa menyalahkanku atas cinta yang tiba-tiba? tentu tidak!
dan ketika itu juga akhirnya aku tau, harusnya kau bukan orang yang bayangnya berkeliaran di kepalaku. demi Tuhan, andai bisa kulempar bayangmu ke tong sampah di belakang sekolah, sudah kulempar mungkin. tapi kenyataan menolaknya. dari sekian kali matahari terbit tenggelam, tak sedikitpun waktu aku punya untuk sendirian, tanpa sebuah bayangan.
kejora di sana malah menuntunku tuk terus menapaki jalan menuju hatimu. dan kau pikir aku bisa menolaknya? logikaku berdebat dengan hati, dan dia kalah. berharap bisa bilang padamu untuk berhenti membayangiku, aku sadar, bahkan kau tak tau aku ada.
aku lelah!
jika Tuhan memberiku kesempatan buat satu permintaan, aku cuma berharap ini tak perlu ada. biar pilu yang mengganggu ketika tau absurd untukku bisa dekat denganmu cepat jadi angin lalu. karena kau tidak memilihku. karena kau bersama wanitamu. bukan aku.
bila kini pun kau masih ragu, hampirilah jendelaku. saksikan butir embun turun perlahan. rintik hujan yang bisa kau hitung hingga jutaan. dan aku bisa membuatmu mengerti, sebanyak apa rindu yang pernah ku tahan.
aku takkan banyak bicara, karena kata-kata kehilangan makna ketika kau tak bisa mengerti apa maksudnya.
aku tak peduli bagaimana kau mau mengerti. aku tak bisa memberi yang lebih berharga daripada ini. sebongkah hati yang belum pernah dimiliki. dan aku benar-benar tak peduli. meski aku hanya akan jadi bagian dari masa lalu yang masuk peti dan terkunci. karena disanalah aku akan bersemayam dengan ketiadaan harapan. dan disanalah aku tak pernah akan kau kenang. kurasa kau tau.
hanya sebuah catatan masa lalu
tentang aku dan kamu yang pada akhirnya menyadari keberadaanku