Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Sabtu, 20 Juni 2009

Menanti Bintang

Malam ini tak berbeda dengan malam kemarin, tetap tak ada satu pun bintang yang dapat kulihat dari atas sini. Ya…aku selalu menanti bintang-bintang itu di sini. Sebuah tempat terindah di mana hanya aku yang tau, tak ada satu pun orang yang bisa melihat tempat ini kecuali aku. Aku mengetahui hal itu ketika aku ingin menunjukkan tempat istimewa ini pada sahabatku, Vira.

“Vir, kamu lihat kan? Bintang itu bagus banget, ya?” kataku pada Vira yang terlihat bingung menatap langit yang memang kosong tak berbintang. Namun di mataku, langit itu begitu indah, bertabur bintang warna-warni yang sangat…indah.

“Bintang? Bintang apa sih, Sha? Aku nggak lihat apa-apa!”

“Masa sih, bintangnya ‘kan banyak banget, Vir, masa nggak kelihatan?” aku tetap bersikeras.

“Langit item gitu masa kamu bilang banyak bintangnya sih?”

Sejak saat itu aku tau, bahwa hanya aku yang tau tempat itu.

***

“Hai, Sha!” sapa Vira padaku yang masih setengah sadar melihat kedatangannya.

“Hai,” aku menjawabnya dengan nada malas, karena aku memang sedang malas. Bagaimana tidak, semalam aku tidur pukul tiga pagi, menanti datangnya bintang-bintang misterius itu. Akibatnya, pagi ini badanku terasa lemas sekali, dan aku merasakan kantuk yang teramat sangat.

“Sha, Fisha…kamu nggak pa-pa ‘kan? Kamu sakit? Kok kayaknya lemes banget?” tanya Vira yang cemas melihat aku langsung tertidur pulas di atas kasurku yang nyaman.

“Aku nggak pa-pa kok, Vir…aku cuma ngantuk.”

“Emang tadi malem kamu tidur jam berapa? Kok jam segini masih ngantuk?”

Aku mengangkat kepalaku dan menjawab pertanyaan Vira, “Jam tiga pagi.”

“Apa?!? Ngapain?” Vira tampak kaget.

Aku tak menjawab, terlalu malas untuk menjawab pertanyaannya, aku tertidur lagi.

“Fisha…bangun!” Vira mengguncang tubuhku, minta jawaban atas pertanyaannya.

“Kamu pasti abis liat bintang ‘kan?” tebak Vira.

“Iya.”

“Di sana nggak ada apa-apa, Sha. Aku lihat sendiri, di sana tuh nggak ada apa-apa kecuali langit hitam, apalagi bintang!”

“Kamu nggak bisa lihat bintang itu Vira, yang bisa lihat bintang itu cuma aku…” aku terbangun mendengar pernyataan Vira.

“Kamu terlalu terobsesi sama bintang, Sha. Kamu harusnya bisa lupain semua hal yang berhubungan sama bintang, karena itu cuma bikin kamu sakit, buka luka lama kamu, ngingetin kamu sama Bintang!!!”

“Bintang masih ada, Vir…dia masih ada di suatu tempat, tapi aku nggak tau itu di mana, aku bisa rasain kehadirannya setiap aku lihat bintang dari tempat itu…” aku menangis mengingat seseorang yang pernah dan masih mengisi hatiku, Bintang.

Satu tahun lalu, Bintang dan keluarganya berlibur ke New York. Namun sepulang dari New York, pesawat yang mereka tumpangi dikabarkan hilang. Sampai saat ini tak satupun korban dapat ditemukan. Hingga akhirnya, bulan lalu pencarian dihentikan, karena tak kunjung membuahkan hasil. Para penumpang pesawat tersebut dinyatakan meninggal, tak terkecuali Bintang. Aku sangat terpukul dengan kejadian itu. Sejak saat itu, aku bukan lagi gadis yang dikenal ceria dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kesiswaan di sekolah. Teman-teman sempat khawatir melihat keadaanku. Aku banyak melamun, sering pergi tanpa tujuan yang jelas. Aku sangat merindukan Bintang. Aku yakin, suatu hari dia akan pulang, hanya itu yang ada dalam pikiranku.

Satu-satunya yang membuatku senang hanya dengan melihat bintang dari tempat itu. Ketika aku melihat bintang, saat itu juga aku merasakan kehadiran Bintang. Aku merasa Bintang begitu dekat denganku, bahkan ada di sampingku, tidur di atas rerumputan hijau menatap langit penuh bintang bersamaku. Bintang, kamu di mana?

“Sudahlah Vira, kamu nggak mau ‘kan lihat aku sedih terus mikirin Bintang? Sekarang biarin aku lakuin apa yang bikin aku senang, bikin aku bisa merasakan kehadiran Bintang di sampingku…”

“Tapi, Sha…semakin kamu merasa Bintang ada, kamu malah semakin ngancurin diri kamu! Kamu seperti menanti hujan di musim kemarau!”

“Aku yakin Bintang ada, Vir…dia pasti pulang, buat aku!”

“Fisha…”Vira memelukku. Terdengar isak tangis.

“Sha…aku sayang sama kamu, aku nggak mau kamu terus-terusan nunggu Bintang. Ngarepin kehadirannya… Please Fisha… Please… Lupain Bintang. Dia udah pergi…”

“Dia ada Vir…dia ada!” aku ikut menangis.

Kami berdua terdiam cukup lama, yang terdengar hanya detak jam dinding berbentuk hati yang tergantung di dinding kamarku yang bercat biru, warna kesukaanku dan Bintang.

“Maafin aku, Sha…Aku nggak bermaksud bikin kamu sedih,” ucap Vira kemudian.

“Aku kangen Bintang, Vir……” aku menangis lagi di pelukan Vira.

“Iya, aku tau, aku juga kangen sama dia…”

“Aku nggak mau kehilangan dia…!”

“Sha…Tuhan mengambil Bintang, mungkin karena dia sayang sama Bintang, dan dia mau Bintang cepat kembali ke sisinya,” kata Vira bijak.

“Kalo gitu, Tuhan nggak sayang sama aku? Kalo Tuhan sayang sama aku, kenapa Tuhan nggak ngambil aku?”

“Tuhan menunjukkan rasa sayang pada makhluknya dengan cara yang berbeda, coba deh kamu inget nikmat yang udah Tuhan kasih, bukankah itu semua wujud kasih sayangnya sama kamu?”

Aku berpikir sebentar, yang Vira bilang memang benar, Vira saja bisa sebijak itu, kenapa aku nggak?

“Makasih, ya, Vir…aku nggak tau gimana jadinya aku kalo nggak ada kamu…”

Ya, aku memang sudah bisa menerima kepergian Bintang. Namun…entah kenapa setiap aku melihat bintang-bintang dari tempat itu, aku selalu merasakan kehadirannya, ia serasa begitu dekat.

***

Malam ini berbeda dengan malam sebelumnya, bintang-bintang di tempat ini banyak sekali, dan sangat indah. Kehadiran Bintang makin terasa. Aku merasa ia ada di sampingku, menemaniku melihat Bintang dari tempat ini. Aku menoleh, melihat ke samping tempatku merebahkan tubuh, dan tebak apa yang aku lihat. BINTANG! Dia ada di sampingku, tiduran di atas rumput hijau menatap langit penuh bintang bersamaku, di sampingku! Aku kaget, sampai-sampai tak mampu berkata. Aku terus memperhatikannya yang tersenyum sambil melihat bintang. Aku tak percaya ini nyata, aku meyakinkan diriku bahwa ini hanya halusinasi. Namun ini nyata, begitu nyata. Di luar akal sehat.

Kini Bintang mengalihkan pandangannya ke arahku, ke mataku tepatnya. Ia menatapku dengan senyum yang sedari tadi masih terukir di wajah lembutnya. Bintang memang tampan, kulitnya putih pucat, wajahnya lembut, bibirnya tipis dan merah semerah darah. Matanya biru sebiru lautan, seperti mamanya yang berdarah Eropa, dengan bulu mata lentik, halis tebal, dan hidung mancung, warisan dari papanya yang asli Timur Tengah. Ya…dia memang sangat…sangat…tampan, akupun tak pernah mengira bisa jadi bagian dari hatinya.

Kami masih berpandangan. Aku tak tau harus berbuat apa. Aku bingung dengan keadaan ini. Bintang di depanku, menatapku. Oh Tuhan…apa ini nyata? Atau hanya mimpi? Jika ini mimpi, aku mohon jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini Tuhan…jangan pernah bangunkan aku sampai kapanpun. Aku ingin terus di sini, bersama Bintang.

“Nafisha…” ucapnya.

Suara itu. Lama sekali aku tak mendengarnya. Suara lembut itu.

Aku masih tak berkata-kata. Bintang menatapku dengan mata indahnya.

“Bintang…” kataku akhirnya. Ingin sekali ku memeluknya, walaupun sebentar.

Seperti tahu isi hatiku, ia mendekat padaku. Memegang pundakku. Dan mendekapku dengan sayang. Aku mendengar tangis. Tangisku sendiri. Akibat rasa rindu yang terpendam terlalu lama. Tak lama kemudian, Bintang melepas pelukannya.

“Aku akan selalu ada selama aku ada di hatimu, dan kehadiran bintang-bintang ini adalah tanda kehadiranku,” ucapnya perlahan.

“Tapi…kenapa baru sekarang kamu ada bersamaku? Padahal, kamu nggak pernah sedetikpun pergi dari hatiku,” aku berusaha meyakinkannya.

“Aku juga nggak tau, tiba-tiba sekarang aku ada di sini, dan yang aku tau cuma, jika aku masih ada di hatimu, aku akan ada di sampingmu.”

Kami diam.

“Bintang…kamu pasti pulang ‘kan?” tanyaku padanya yang tak lepas menatap mataku.

Bintang diam, namun tetap tak berkedip menatapku.

Akupun ikut diam dan yang kulakukan hanya terus memandang wajahnya. Wajah yang sangat aku rindukan.

“Kenapa kamu nggak jawab pertanyaanku, Bintang?” aku mendesaknya.

“Aku……” Bintang tampak ragu menjawab pertanyaan yang aku lontarkan.

“Aku kangen kamu, Bintang…” kataku kemudian.

“Aku akan ada di sini selama aku ada di hati kamu….”

“Selalu saja itu yang kau katakan! Hanya satu yang aku tanyakan padamu Bintang…Kamu pasti pulang ‘kan?”

“Sudah malam Nafisha…Kamu harus pulang…” katanya. Kebiasaan Bintang yang tak pernah hilang, memanggilku dengan nama Nafisha, bukan Fisha, ketika dia bicara serius denganku.

“Jawab dulu, Bintang!”

“Sudahlah Nafisha…yang penting kamu tau ‘kan bahwa aku memang selalu ada di sampingmu selama aku ada di hatimu…”

Aku diam.

“Pulanglah…aku nggak mau kamu sakit…” ujarnya.

Ia mengelus lembut rambutku dengan sayang. Akupun pulang, sesuai dengan permintaannya.

Hari-hari berikutnya, aku tak pernah datang ke tempat itu lagi, meskipun sebenarnya aku sangat ingin pergi ke sana, bertemu Bintang. Namun, ada banyak hal yang membuatku tak bisa lagi pergi ke sana, tugas-tugas yang diberikan guru-guru di sekolahku membuatku lupa akan Bintang.

Hingga beberapa minggu kemudian, aku datang lagi ke tempat itu, berharap bisa bertemu Bintang. Aneh, tak ada satupun bintang yang bisa aku lihat. Kehadiran Bintangpun tak dapat aku rasakan. Ia tak di sini. Di mana Bintang? Bukankah ia selalu di sini?

Lama…aku menunggu, namun bintang-bintang yang aku nanti tak jua terlihat, kehadiran Bintangpun tak juga kurasakan. Akhirnya aku ingat satu hal yang pernah dikatakan Bintang pada pertemuan kami tempo hari. Bintang akan ada di sini selama dia ada di hatiku. Sebuah pertanyaan melintas dibenakku. Apakah aku sudah melupakan Bintang? Malam semakin larut. Aku memilih pulang, banyak tugas yang harus aku kerjakan esok hari.

***

Pagi harinya, ketika aku sedang membuat sarapan, sebelum berangkat sekolah, aku melihat siaran berita di televisi.

“Kemarin malam, pesawat Boeing 747 yang berangkat dari New York menuju Indonesia yang satu tahun lalu dikabarkan hilang, telah ditemukan di sekitar Pegunungan Alpen. Pesawat diperkirakan melakukan pendaratan darurat ketika terjadi badai besar yang akhirnya membawa pesawat naas tersebut menuju wilayah sekitar pegunungan Alpen. Tak satupun penumpang yang dapat ditemukan…”

Aku mematikan televisi. Aku tak sanggup mendengarnya. Aku tak sanggup menerima kenyataan bahwa Bintang memang sudah tak ada. Ia hanya ilusiku…hanya mimpiku…imajinasiku…

Bintang…apa kamu juga pergi dari hatiku?

Aku mencari jawaban dari pertanyaanku. Malamnya, aku datang lagi ke sana, ke tempatku dapat bertemu Bintang. Malam ini tak sama dengan malam kemarin. Bintang yang kulihat malam ini sama seperti bintang yang aku lihat pada malam aku bertemu Bintang.

Seperti biasa, aku merebahkan tubuhku di atas rerumputan hijau yang terhampar luas di tempat itu. Aku menunggu Bintang. Ternyata benar, perasaan itu datang lagi, perasaan bahwa Bintang ada di sampingku. Aku menoleh. Ya…Bintang ada di sana, seperti waktu itu, dia tiduran di atas rumput, memandang langit sambil tersenyum. Di sampingku.

“Kenapa kamu nggak ada di sini kemarin?” tanyaku padanya, tanpa sedikitpun melepaskan pandanganku dari langit.

“Karena kamu melupakanku…”

“Aku nggak pernah melupakan kamu…tapi…”

“Perasaanmu yang mengatur kehadiranku…karena aku nggak ada di duniamu.”

“Jadi…”

“Aku bukan Bintang yang dulu, aku hanya mimpimu…Tapi aku bukan halusinasimu…Aku nyata bila kau ingin aku ada…”

Aku menatap mata indahnya, mata birunya. Diam-diam, aku berjanji pada diriku, aku akan selalu menjaga Bintang agar tetap di hatiku, aku tak akan membiarkannya pergi lagi.

Bintang…kamu akan ada selama bintang masih ada…


cerpen d atas adalah cerpen yang paling gw suka waktu smp. iaa..cerpen ntu gw bikin waktu masi smp. iaa...iaa...standar bangetz kand..?? tapi gatau kenapa, gw sukaa..banget ama cerpen yang satu ini.

ahaahaaa..



(^_^)



Kamis, 18 Juni 2009

si bocah

si bocah sedang berusaha membuat setiap ibadahnya ikhlas hanya karena Tuhannya.

si bocah sedang berusaha membuat orang-orang di sekitarnya nyaman dengan kehadirannya.

si bocah sedang berusaha membuat keadaan jadi lebih baik setiap hari.

si bocah sedang berusaha membuat sedikit waktu yang ia miliki lebih berarti.

si bocah sedang berusaha membuat kawan yang ia sayangi balik sayang dia.

si bocah sedang berusaha membuat kepingan mimpinya tersusun rapi.

si bocah sedang berusaha membuat keberhasilan dari kegagalan yang dialaminya.

si bocah sedang berusaha membuat kenyataan berbalik baik pada hidupnya.

si bocah sedang berusaha membuat dirinya akrab dengan kehilangan.

si bocah sedang berusaha membuat dirinya jauh lebih kuat karena mungkin kan ada yang merapuhkan.

si bocah sedang berusaha membuat dirinya yakin pada dirinya sendiri.

si bocah sedang berusaha membuat setiap desah nafasnya tidak terbuang sia-sia.

si bocah sedang berusaha membuat alpha centauri-nya tidak meredup begitu saja.

si bocah sedang berusaha.

si bocah ingin berusaha.

si bocah tak mau henti berusaha.

si bocah sayang Tuhannya, keluarganya, alpha centauri-nya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang juga menyayanginya.

(^_^)

Rabu, 17 Juni 2009

selamanya

"Ketika hati ini tetapkan pilihan
Adakah kuasa diri tuk coba abaikan?
Selalu kukatakan, engkaulah yang terjaga
Dalam setiap langkah kau tuntun mimpiku

Meski waktu datang dan berlalu
Kau takkan lekang dan terganti

Selamanya"


yang d atas ntu adalah lirik sebuah lagu berjudul "selamanya"
lagunya mellow...banget. meski begitu. masih trdengar asik quq d telinga gw.
entah knapa, tiba-tiba suka banget lagu ini. mungkin karena kesederhanaannya kali yaa??

(^_^)

alergi..?? oh No.. !! !!

huaaaaaaaaa.....
gawat...
d dahi gw timbul bintik-bintik merah yang sumpah gatel banget..! !! [sebut sajah alergi]
mau tau penyebabny apa..???
siomay..!! !

aaarrrGgghhh...
bete..bete..! !!! !
kapok makan siomay..!!!


:(

Selasa, 16 Juni 2009

setia...??

hush..hush..
ni kucing ganggu gw mau posting ajaa..


ehm,
okeh..

gw baru keingetan kemaren mau ngebahas tentang ini.
jadi, ceritanya beberapa waktu lalu, gw tuh ngobrol ama ibu. ibu cerita-cerita tentang masa mudanya yang penuh dengan kebadungan. juga tntang kisah cintanya yang mejikuhibiniu. ibu gw trnyata duluny seorang play girl! ibu tuh dulu pacarnya banyak. ya, ngga dalam satu waktu. jadi, sering gonta-ganti pacar gitu deh. pacaran paling lama cuman sebulan. "kalo udah bosen, putusin aja. cari deh yang baru," kata ibu. ckckck..gw mh geleng-geleng kepala aja. tapi, walopun sering gonta-ganti pacar, katanya sih, ibu tuh kalo pacaran ga prnah macem-macem. ga kayak anak sekarang, pacarannya udah ala western gitu...pegang-pegangan tangan, jalan gandengan, peluk-pelukan, sayang-sayangan, duuh..ampun deh. kita kan menganut budaya timur cuy! punya adab..! iya, jadi ibu gw sih dulu paling anti sama yang kayak gitu. dan ketika gw tanya sama ayah, itu benar saudara-saudara... Ayah bilang, "gaya pacaran ibu kamu mh emang kayak gitu..!"

eh, tar dulu, gw tuh bukan mau ngbahas itu lagiii...
yang pengen gw bahas tuh d bagian tentang "kesetiaan" ny. bukan tentang gaya pacaranny. tadi kan gw udah menyebutkan, ibu tuh duluny play girl. iya, krna ktika gw tanya alasanny apa. "pacaran mh ga prlu setia-setiaan. kalo mau setia mh ntar kalo udah nikah! pacaran mh buat bikin seneng, bukan buat d jadiin beban krna harus setia," jawap ibu. yaa..ada bener ny sih. tapi, gimana yaa..? gw ga sepaham ma argumen ibu. mnurut gw sih, ksetiaan itu pnting dalam sbuah hubungan. yang namanya megandarisari, kalo udah sayang sama seseorang [entah itu pacar atopun sahabat], bakalan susah buat bikin dya benci sama orang itu, kcuali ada bberapa hal mndasar yang emang bisa memunculkan kebenciannya. ya, contohnya, gw punya cowo nih, dan gw sayaaang..banget sama dya, nah, pada suatu ketika, [misalny] cowo gw slingkuh nie.. itu adalah satu dari banyak hal yang bisa bikin gw benci ma cowo gw.

buat gw, kesetiaan sama pasangan itu bisa nunjukin seberapa sayang seseorang sama pasangannya. iya ga? ya iya dong, kalo emang ga sayang, ngapain setia-setiaan..?? silakan putus, ato buat yang udah kawin, cerai aja skalian. banyak loh kasus prceraian yang latar belakangny perselingkuhan. brarti pasangan itu ga saling sayang tuh. ato lagi ngtren juga d kalangan anak muda, kasus perputusan yang juga d latar belakangi prselingkuhan karena khadiran orang ketiga.

kesetiaan makin sulit dicari nih kayaknya. ato mungkin, bukan ksetiaanny yang sulit dicari, tapi orang yang pantas diberi kesetiaan itulah yang sulit dicari.



mnurut kamu gimana..??


(^_^)

Senin, 15 Juni 2009

mendadak gembel

hupt..

cape yaah hari ini..

yoyoi, hari ini tuh critany ada acara makan-makan d rumah. syukuran klinik c ibu gitu.. undanganny temen-temen kantor ayah n ibu. gw sibuk sjak pukul 10. peran gw bisa brganti stiap saat. dari mulai jadi tukang tisu, jadi seksi UI (Udar-Ider), jadi kuli panggul [belagu..], jadi baby sitter, jadi og (office girl).


eh, tapi lucu deh, masa ayah, ibu n sodara-sodara gw yang ikut bantuin d stu pada pake baju rapih, gw malah brgaya gembel.!! gyahahaa..

iyaa..jadi kan gw emang datengny telat tuh, orang-orang udah pada stand by dari pagi-pagi banget, gw mh jam 10 baru nongol. jadi laa..pas d suruh buru-buru k klinik, gw ga sempet nyari baju yang rada mndingan. gw masi pake baju yang gw pake buat tidur. mana lupa ga pake kerudung. abisan ni yaa..jarak dari klinik-rumah tuh paling 100 meteran kali. ya, pokokny gw gembel abis degh tadi siang. udah baju kumel, tampang kucel, rambut d untel-untel. hadooh.. emang dasar gw ga k urus. hhaa..


fyuuuHh.. gila yaa, d acara ntu tenaga gw bener-bener d kuras ampe tuntas.!
tapi seneng juga sih bisa jadi manusia brguna. mski ibu ttep ajah ngledekin, dya bilang ama si hani yang kebetulan gw undang juga, "hani, tw ga, ibu kan punya anak, namany nonoy. ih, anak ny maless..banget! ! punya anak cewe satu-satuny kok gini banget yaa..?" [smbil geleng-geleng kepala]. "lebay..!!" kata gw.


seharian tadi lumayan nyenengin, soalny bisa kumpul bareng kluarga gw yang mungkin d takdirkan untuk "aga" tidak normal. krjaanny becanda.....mulu. gw aja ampe pengen muntah saking banyakny ktawa. abisan, gw tuh kalo udah ketawa, sdkit sulit untuk bisa brenti. hhe..


okey la, crita hari ini mah cukup sgitu ajah, cape euy.. ngantuk..! !


masi banyak yang pengen d critain, nanti saja laa..saia post lagih yang laend..



skrng mh waktuny bubu..


zzZZzzzz..



(^_^)




Pilihan Itu Ada

Ohya, soal pilm kambing jantan. Jadi inget diri ndiri.

Jadi, dalam pilm ntu d critain juga tntng dika yang kuliah finance d ostrali krna mngikuti k inginan ortuny. Ya, krna wktu ntu dya mank blund puya tujuan yang jlas, so, ortuny bisa dengan bbas mngarahkan masa depan dika ssuai k inginan mereka. Dika cuman nurut ajah. Dan akhrny dya kuliah d Adelaide University. Tapi, lama-lama dika ngrasa kalo finance bukan dunianya. Ostrali bukan tmpatny. Dya gagal kuliah dsna. Ato ostrali ya yang gagal mndidik dya? Pokokny, stlah skitar..2 smstr deh klo ga salah, akhrny dya balik k Indonesia dan mnemukan duniany.
Itu trjadi pada gw.

Lulus smp, gw ga prlu pusing-pusing nyari sma yang bakal nrima gw. Krna nama gw udah trdaftar sbagai calon siswa sbuah sma unggulan d kota tetangga. Jujur, masuk sma itu sama skali ga niat. Dari awal pndaftaran, gw udah ogah-ogahan. Guru-guru smp gw malah yang haliwu nyuruh gw daptar. Dan brkat dukungan dari brbagai pihak itulah pada akhrny gw mau mncoba.
Pngumuman prtama, test administrasi, nama gw ada diantara siswa yang dapet ksmpatan buat ikut test slanjutny. Pngumuman kdua, test akademis, nama gw masi brtahan dsna. Gw mulai cemas. Pngumuman ktiga, pngumuman trakhr, test personality, nama gw masi ada. Otak gw d paksa bkrja lbih keras. Ayah ibu seneng banget waktu tau gw lulus test trakhr. Gw malah shock. Dari mulai test akademis aja, gw ngisi soal tnpa baca soalnya, sok serius ajah gitu. Quq bisa..???
Awalny pngen nolak, tapi karna tekanan dari sgala pnjuru yang dorong-dorong gw supaya tetep masuk sma itu, gw ga bisa nolak lagi. Ya, emang sbuah kterpaksaan.

Gw coba mngawali semuanya dengan ikhlas dsna. Gw trus mnsugesti diri kalo GW BISA!! Tapi mungkin kyakinan itu ga spenuhnya gw miliki. Krna hati gw trtambat sudah d sma 1 serang. Iya, sjak smp, gw udah brencana buat skul d smansa serang. Gw blajar mati-matian wktu smp krna gw punya k inginan skul d sma yang dulunya bisa bawa om gw kuliah d STAN. Ah, trnyta asa tak mampu menembus nyata. Apa yang gw impi-impikan selama smp smuanya buyar.

Bukan megandarisari namanya kalo ga berulah. Ah, tidak prlu d critakan apa yang sudah d prbuatnya. Hha..

Tiga bulan prtama sukses d lalui dngan nilai ancur-ancuran. Huahahahaa..

Bulan januari, gw resmi kluar dari sma unggulan yang ngasih banyak banget pelajaran brharga buat gw [thanz yaa smuany..]. Itu juga dengan negosiasi yang dilakukan tidak hanya oleh ayah, ibu n gw, tapi mamah n papah juga ikutan.

Bulan januari, gw resmi jadi siswa smantiara. Pilihan kdua stlah smansa serang.

Bukan pilihan yang buruk spertinya. Gw menemukan dunia yang gw cari slama ini. Smantiara ngasih gw ksmpatan lebih buat mmbuktikan eksistensi diri gw ndiri. Ya, ini yang gw mau. Mungkin sma unggulan itu bukan pilihan yang salah. Hanya saja kurang tepat buat gw. Baik buat mereka, ga brarti baik juga buat gw. Tmpat gw bukan d sana. Mw d paksa sekeras apapun ga akan bisa.

Tapi gw brsyukur, gw mrasa brada d tmpat yang tepat skarang. Yaokela, gw akuin, smantiara emang bukan sma favorit yang punya sgudang prestasi krna smua siswany br-IQ d atas rata-rata. Smantiara cuman sma biasa yang mencoba jadi luar biasa. Smantiara mampu membuat mimpi-mimpi gw makin trlihat nyata.

Ya, pilihan-pilihan itu emang selalu ada. Pngalaman milih sma ini bikin gw tau, sbrapa pntingny mngikuti kata hati.



(^_^)

Minggu, 14 Juni 2009

di labrak ! !! [lagi]

Ahaaha…

Kemaren-kemaren gw k ultra disc. Isenk aja sih, siapa tau ada pilm bagus. Dan voila..! ! gw nemu Kambing Jantan. Jadi inget waktu maksa-maksa ibu buat nonton kambing jantan. Meski hasilnya nihil. Ayah ibu ga prnah sempet cuman buat skedar anter gw nonton. Hiks..


Aaahh..suda la..akhrny nonton juga kand kmaren..? hha..


Tapi..aga kecewa juga. Quq keany bagusan nopelny yaaa..?? Pilmny cuman brcrita tntang kisah cintany kambing [dika] ama kebo[ceweny dika] dan sgala prjuangan kambing buat memprthankan LDR alias Long Distance Relationship [yang awalny si kambing sangka singkatan dari “Long Dick Reduction”]. Yayaya..lucu sih..tapi ga bisa bikin gw ktawa ngakak. Paling banter senyum-senyum doang.


Eh, jadi ngerasa senasip ama kebo deh.. si kebo tuh slalu nunggu-nunggu telepon dari kambing yang brada jauuuhh..di ostrali.


Ok..ok..ok..Suda yaa..gw ga brmaksud bahas tntang pilmny raditya dika.


Gw tuh pengen critaaa..

Untuk k-3 kali ny… gw d labrak cewe gilaa…!!! ! !

Huhh.. ok, dya ga gila. Cuman mungkin otakny brgeser sdikit dari tmpatny smula.


Pagi-pagi, skitar jam..7 kali yaa.. ada 2 misscall dari nomor ga d kenal. Iyaa..teleponny ga gw angkat, gimana mw gw angkt, jam stgh 8 aja ksadaran gw masi blum pulih. Pas gw lagi siap-siap buat brangkat k skul, nomor ituh nelepon lagi.

“assalamualaikum..,” kata gw.

“iya,” kata orang d seberang sana dengan nada sok imut gituu..

“mm..siapa nih..??”

“…”

“halo..”

“…”

“ini siapa?!”

“mm..ehm.. ini..putri..”

“putri?” gw mulai bingung.

“iya.”

“oh..” [sok tw ajaa..]

“eh, lagi di mana?” tnya dya.

“hah..? mmm…lagi…d rumah..”

“oohh..ga k skolah?”

“hah..? mmm..ngga, males, lagi bebas quq [maap gw boonk].”

“oh..mm..bisa ketemuan ga d skolah?”

"duh, keany ga deh, cuz gy malez banget..Eh, bdw, putri mana neh..?”

“ohya, kamu kenal adi?”

“adi mana yaa.?”

“adi***man.”

“hah? Mm..Iya, kenal, kenapa?”

“kamu pacaran sama adi ya?”

“HAH??” shock.

“iya?” kejar dya.

“ahaahaa.. YA NGGA LAA … .. ! ! !!”

“oh..”

“kata siapa?”

“kata..orang-orang.”

“huahahahaa..”

“oh, ngga ya?”

“aku juga udah punya cowo kaleee..lebih keren lagi daripada adi [prnyataan kedua ga beneran gw ucapin]”

“oh..”

Klik. Telepon d tutup.. !! !

hh..? maksudny apa tuhh..?!! !


siang harinyah, pas gw lagi sibuk ngrjain karya ilmiah d rumah ny pas asep [pmbimbing KIR], nomor ituh masuk lagi. gw angkat,

“assalamualaikum..”

“megan yaa..?”

“iya, ini putri yang tadi nelpon kan?”

“iya,”

“oh..”

“eya, lagi sibuk ga?”

“ah, ga juga, ada apa?”

“cuman pengen nanya, ada hubungan apa sih kamu sama adi?”

“hah..?? hubungan apa?? Yaa..cuman temen laa..”

“ga lebih?”

“kamu ceweny adi ya?” tanya gw.

“iya,” katanya mantap.

“ahaahahaa..ya ampunn..aku sama adi cuman temen quq. Lagian aku juga kan udah bilang, aku udah punya cowo..kalo ga prcya, tanya aja cowo qu, tar aq kasi numb ny.. [untungny dya ga beneran minta numb cowo gw..hha..]”

“gitu yaa..?”

“iyaaaa..”

“yaudah deh, makasi yaa..”

Klik. Telepon d tutup. Temen-temen gw yang ada d situ pada ngliyatin.

“ceweny si adi nyangka aku pacaran sama si adi..” kata gw menjelaskan tanpa mereka harus brtanya, karena tatapan yang trhujam adalah tatapan penuh tanya yang prtanyaanny bisa trbaca dari apa yang baru saja trjadi.

“huaaahahaaaa..” pada ketawa.


Huuh..pengenny sih tadi gw bilang aja sama tu cewe, “iyaa, aku ceweny adi, kamu siapa yaa? Quq nanya-nanya gitu..? oh, kamu slingkuhanny yaa..? ya ampun, jadi selama ini aku d begoin ama si adi..?! ! blablabla..dhuaarr..crush..crush..grusuk..grusuk..bummm..” pkokny gw bakalan nyerocos terus ampe tu cewe kesel dan pada akhrny putus deh ma cowony..! hha..

Tapi gw ga tega brbuat bgitu.


Yasudala..

Pmbahasan tntang labrakmelabrak cukup sgitu ajah. Kalo ga salah gw prnah crta juga kand dulu, waktu gw d labrak sama cewe aneh yang juga nyangka gw pacaran sama cowony [kakak kelas gw] yang sumpah ga kalah anehny. Ckckck..susa sih punya tampang imut. Deuuhh..kumat narsisny.


Crita laen yang pengen d bagi…

Tadi sore gw ujan-ujanan lohh..kand crtany abis maen ama si nisa. Pas lagi enak-enakny minum jus stoberi dpan mesjid agung, eh, ujan gede..!!

Langsung deh gw tancap gas mnuju kostan si nisa, nganter dya pulang. Tadiny pengen nunggu ampe ujan reda d kostan si nisa. Tapi ga jadi, gw lebih milih pulang dan ujan-ujanan. Ya, gw ujan-ujanan. Muter-muter rangkas naek motor ndirian smbil nikmatin guyuran ujan yang sumpah deres banget..! !! Spanjang prjalanan yang gw habiskan slama kurang lebih satu jam, gw bener-bener nikmatin ujan. Tapi..ujan slalu ngingetin gw ma “dya”.


“Rinai hujan basahi aku

Temani sepi yang mengendap

Kala aku mengingatmu dan semua saat manis itu

Segalany seperti mimpi

Kujalani hidup sendiri

Andai waktu berganti aku tetap takkan berubah

Aku selalu bahagia saat hujan turun

Karena aku dapat mengenangmu untukku sendiri

Selalu ada cerita tersimpan di hatiku

Tentang kau dan hujan

Tentang cinta kita yang mengalir seperti air

Aku selalu bahagia saat hujan turun

Karena aku dapat mengenangmu untukku sendiri

Aku bisa tersenyum sepanjang hari

Karena hujan pernah menahanmu di sini untukku”

Itu lirik laguny utopia, judulny “hujan”, bisa cari d google.


Kangen ujan-ujanan juga ngga?


(^_^)


dibuat pada : 12 Juni 2009



Daisypath

Pembaca Catatan Kecil