aku sudah berjejer rapi depan matahari
siap membakar diri
tapi nyatanya aku tak dapat izin untuk pergi
ah, waktunya tidak tepat
mungkin lain kali
saat bulan menyajikan secangkir teh hangat
diberanda kediamannya yang selalu dingin
dingin bertemankan angin
aku berjalan lagi
berharap dapat sebuah mimpi
tidak
salah mimpi itu kucari
ia ada
hanya tak disadari ada atau tidaknya
aku diam kini
tunggu
aku cuma menunggu
Jumat, 25 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 respon terhadap ocehan si bocah:
Posting Komentar