beberapa waktu lalu. kemarin. atau kemarinnya lagi ya? aku lupa. aku merasa rindu masa laluku. bukan tentang zaman itu. bukan tentang seseorang di dalamnya. bukan tentang mereka yang mengisi masa itu jadi brselimut indah brwarna. bahkan aku tak tau apa yang sebenarnya amat aku rindukan dari masa itu. aku hanya tau. ada bagian periode itu yang membuatku trsihir untuk lagi mengenang apa yang prnah trjadi diwaktu itu.
aku tak brharap ada kjadian-kjadian yang sama trulang. sekalipun ya, sungguh tak sepenuhnya akan sama. ah, mungkin sedikit kesamaan itu yang melayangkan pikiranku pada periode di mana aku memulainya.
ini sederhana sebenarnya. hanya aku membuatnya trlalu berputar-putar. hanya menghindari sebuah benturan dari segala yang berjejalan tanpa tau apa arti dibuatnya sbuah jalur. aku ingin melewati masa itu dengan tenang tanpa harus trkenang. karena jarang trjadi ketika kebahagiaan menanti atau sekedar menyapaku. seperti aku yang trlampau jauh hingga tak mampu trjamah olehnya. berusaha mati-matian aku terima segala. aku mampu. sedikit.
ah, semua kebingungan ini bukan jalan pembebasan dari keputusan brcabang. letih. mencoba cukupkan. inginnya kuat bertahan. tapi trnyata semuanya hanya bisa merapuhkan.
masa itu pernah ajari aku jadi seorang pembohong.
masa itu pernah ajari aku jadi seorang yang suci. [atau sok suci?]
masa itu pernah bikin aku jadi patung padahal aku tau tsunami kehidupan siap hempas segala keadaan dan asa yang siap membumbung.
masa itu pernah bikin aku berhenti ketika kecepatan lariku bahkan menandingi cepatnya hantaran suara.
masa itu meluluhlantahkan keakuanku atas penolakan pada cinta yang menyesatkan.
masa itu adalah cambukan trkeras, trperih, dan sukses bangunkan aku dari tidur panjang yang hampir tak bisa trbuang.
masa itu tidak pernah atau mungkin tak mampu beri aku fase refraktori.
masa itu jadi sesuatu yang melelahkan ketika aku susah payah menapakinya.
ah, bisa aku apakan lagi waktu. ia brlalu sesukanya. tak punya gigi 6 untuk mundur. tak punya rem untuk sekedar melambat jika ia benar-benar tidak ingin berhenti. ia memforsir kerjanya sebagai yang selalu dinanti-nanti.
cukup. kini. aku akan biarkan segala kenangan itu menguap. digantikan hari ini, esok, lusa, minggu depan, dan waktu-waktu lain di masa depan.
aku cuma sepenggal udara hangat yang mengotori bumi. mataku sering bocor belakangan ini. serasa ada yang trtahan. tapi tak kuasa aku tumpahkan. inginnya berhenti bingung. berputar-putar tanpa arah dalam labirin yang trcipta tidak ada jalan keluarnya.
ahahaa...aku bahkan tak tau. apa yang baru saja kumuntahkan??
0 respon terhadap ocehan si bocah:
Posting Komentar