awan itu masih gelap
tiada berbanding dengan silaunya yang biasa
awan itu masih berembun
belum turun sang hujan mengantar gelisah
awan itu masih sendu
berlalu gaduh mengemban sunyi
awan itu masih tersedu
pilu katanya ia ingin mengadu
awan itu masih menunggu
tak mau berlalu tanpa tau kapan kan bisa terlalu benci
awan itu masih terpaku
hingga kuasanya untuk melaju adalah luruh
awan itu masih beku
ibarat salju abadi dipuncak gunung trtinggi
awan itu masih meregang
enggan mendekat menjelajah harapan
awan itu masih bingung
seperti ia yang memang terlampau bodoh tuk bisa memikirkannya
awan itu masih kalut
merantai resahnya tiada batas
awan itu masih ingin bertaut
lelah lepas, lelah mencari
awan itu masih mau di sini
usah peduli apa yang bakal terjadi
awan itu masih perlu
perlindungan, perhatian, didengarkan, itu dia
awan itu masih setia
melabuhkan gumpalannya dirias pelita kekasih bintang
awan itu masih berjalan perlahan
menuju mimpi, pengharapan baginya dan dunia
awan itu masih tegar
sebisanya topang segala kecewa, amarah
awan itu masih sembunyi
dari segala temaram selimut tidurnya
awan itu masih sesak
penat yang tak habis dari setiap helanya
awan itu masih mengapung
di atas angin dingin pengantar pilu yang sungguh tak perlu
awan itu masih sendiri
sekian hari, terus, belum mau terhenti
awan itu masih menyimpan
kepingan kenangnya dalam kotak pandora yang terlarang dibuka
awan itu masih perasa
mudah menderai kristal sudut matanya
awan itu masih asik
dengan dunia imagi yang seperti apa inginnya
awan itu masih tak tahu
kenapa ia tak jua lenyap dibiar lupa seperti awan lainnya
awan itu masih mengharap
mampu maknai hadirnya sendiri
tapi sekarang,
awan itu ingin hilang
(-_-)
Selasa, 12 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 respon terhadap ocehan si bocah:
Posting Komentar